Oleh karena itu, dalam menanggapi penentuan 'lokasi geografis' kerajaan/ negeri-negeri tersebut hendaknya perlu dipakai suatu kebijaksanaan yang cukup arif, karena kebenaran. historisnya memang cukup menyangsikan.
Di Surakarta, pada waktu ini terdapat keris yang bernama Cundhamani, yang di dalam dunia pewayangan dikenal sebagai encis pusaka Pandhita Dorna.
Keris dhapur Kalarnisani yang merupakan 'copy' atau putran dari keris Kanjeng Kyai Kalamisani, adalah sebuah keris lurus dengan hiasan kembang-kacang, sogokan muka dan belakang, lambe gajah dua, sraweyan, greneng dan lain sebagainya. Konon, Kanjeng Kyai Kalamisani yang asli adalah kepunyaan Raden Sadewa yang kemudian diberikan kepada Raden Gatotkaca.
Arjuna, selain dikenal sebagai pemilik Pasopati, juga mempunyai keris-keris Kyai Pulanggeni dan Kyai Kalanadhah..
Adipati Karna, selain memiliki keris Kyai Jalak, juga mempunyai keris Kyai Kaladete yang sangat terkenal karena ampuhnya, karena meskipun tuannya itu telah gugur, keris pusaka tersebut masih dapat berbicara menirukan suara tuannya yang mernanggil-manggil Arjuna sebagai lawannya. Selanjutnya, bagaimana lengkapnya cerita lakon tersebut, pembaca tentunya telah mengetahuinya.
Cakil mempunyai keris dengan luk 9 atau 21, dhapurnya Jalak Ngoceh, bukan Jalak Ngore. Keris tersebut pada akhirnya justru 'memakan' tuannya sendiri.
Ada yang mengatakan bahwa Prabu Yudhistira mempunyai keris dhapur Tilarn Upih atau Tilam Sari.
Prabu Kresna memiliki keris dhapur Brojol; sedangkan keris Kyai Kalamunyeng pembicara lupa siapa pemiliknya.
Selain dalam dunia pewayangan, keris lebih-lebih terkenal dalam legenda, babad atau dongeng-dongeng yang sangat dikenal oleh masyarakat Jawa Sebagai contoh misalnya :
Keris Kyai Sengkelat (pusaka kerajaan Majapahit)
Keris Kyai Nagasasra dan Kyai Sabuk Inten (pusaka pusaka kerajaan pada zaman pemerintahan Dernak-Pajang, yang dibuat pada zaman Majapahit).
Keris Kyai Carubuk, pusaka Sunan Kalijaga (Demak-Paiang)
Keris Kyai Setan Kober, pusaka Haryo Penangsang (Jipang)
Tombak Kyai Baru, milik Ki Ageng Mangir, menantu dan sekaligus juga musuh bebuyutan Panembahan Senopati (Mataram)
Kyai Plered adalah juga sebuah tombak pusaka yang pernah digunakan oleh Danang Sutawijaya (P. Senopati) untuk membunuh Haryo Penangsang.
dan lain-lainnya.